Selasa, 08 Januari 2008

Atas nama pengorbanan


Orang bilang sayang itu harus berkorban.Harus mengedepankan atau mengutamakan yang disayang. Berkorban untuk meraih bahagia. Kebahagiaan dengan level paling tinggi. Saling membagi hati dalam kesendirian. Saling berbagi cerita dalam kesepian. Saling berbagi rindu dalam kepekatan malam. Saling menikmati ilusi tetapi enggan melangkah pergi. Saling bertukar mimpi di batas terluar imajinasi (begitu istilah seseorang).
Kebahagiaan tidak datang tiba-tiba, tidak tiba serta merta. Kebahagiaan ada sebab saling menjaga. Kebahagiaan datang saat kita menyayangi seseorang, saat kita mempercayai seseorang. Kebahagiaan tercipta saat kita mencintai seseorang, menjelma saat kita menjaga seseorang. Kebahagiaan akan selalu bersama kita manakala kita selalu sedia bersamanya. Manakala kita tak pernah berharap balasan darinya tentang segala sesuatu yang pernah, sedang, dan akan selalu kita curahkan kepadanya. Kebahagiaan menghampiri saya manakala saya bisa menciptakan seulas senyum di bibirnya. Kebahagiaan menyapa saya manakala saya bisa memecahkan kebekuan bersama tawanya. Kebahagiaan menemani saya manakala saya bisa merengkuhnya sekadar isyaratbahwa ia tak pernah sendiri dalam kesehariannya.
Tapi apakah untuk mendapatkan kebahagiaan itu harus ditukar dengan mengorbankan sesuatu yang namanya dosa? Pengorbanan untuk orang yang kita sayangi mudah-mudahan membuahkan hasil yang bisa dipetik dikemudian hari. Membawa kehidupan yang lebih baik lagi. Bisa lebih mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Bahagia dunia akhirat.

Ujian


Tanpa terasa tahun 2007 sudah berlalu dan kini tiba di tahun 2008.Segala suka dan duka telah dilalui. Ujian pahit dan manis kehidupan semua orang pasti mengalaminya. Karena sudah fitrah manusia yang hidup didunia ini tidak lepas dari ujian (QS. Al-Ankabut 2-3). Dan berbahagialah bagi mereka yang sudah lulus dengan ujiannya baik itu manis atau pahit dan bersiap untuk menghadapi ujian selanjutnya sampai akhir hayat.
Apapun ujian yang menimpa kita hadapilah dengan husnudzon(berprasangka baik) kepada Alloh. Ambil hikmah dari setiap kejadian. Boleh saja kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu, Alloh mengetahui. Sedang kamu tidak mengetahui(QS. Al-Baqoroh 216).
Mungkin kamu merasa ujian yang telah dilewati terasa berat atau risau dengan masa depan yang akan dihadapi dengan berbagai pertimbangan, terutama menyangkut masalah keduniaan/kebutuhan hidup. Kita serahkan aja sama Alloh, karena Alloh tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya/kemampuannya(QS. Al-Baqoroh 286). Jika kamu beriman janganlah bersikap lemah dan bersedih hati. Ini menyangkut kadar keimanan kita, sejauh mana keyakinan kita kepadaNya. Lalu bagaimana menghadapinya? Sebagai orang beriman harus selalu bersabar dan taqwa kepada Alloh, supaya kamu beruntung kelak nanti(QS. Al-Imron. 200). Jadikan sabar dan salat sebagai penolong, walau hal itu terasa berat. Tidak lupa terus berusaha untuk mendapatkan hal yang terbaik. Alloh tidak akan merubah keadaan suatu kaum kalau tidak merubah apa yang ada dalam dirinya sendiri (QS. Ar-Ra’du….).
Dengan torehan kemuliaan dan semangat pantang menyerah, dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun selama Alloh SWT menjadi “ Just the one” insya Alloh akan bahagia.
Kita tahu Firman-firman Alloh dalam Al Quran sudah jelas kebenaranya dan tidak diragukan lagi, tergantung keyakinan kita terhadap Ayat-ayat tersebut. Mohon maaf dan koreksinya bila ada kesalahan dalam menyantumkan ayat Al Quran diatas. Sodaqollohul 'adzim wallohu 'alam bissowab.

Kamis, 13 Desember 2007

Kawih (sundanese)

Sebenarnya pingin ngeBlog sesuatu tapi takut ada yang tersinggung lagi, mendingan aku belajar ngawih aja deh:
Hirup ulah kajongjonan
Mawa diri sing taliti
Satincak make pikiran
Pikiran ieu pepeling
Papeling jalan pituduh

Nuduhkeun diri sing lilir
Hahalang lugay disinglar
Mun hayang salamet diri
Di dunya ukur ngumbara
Peupeujeuh sing repeh rapih
repeh rapih nu salembur

ka cai sing getol mandi
ka darat sing getol solat
pageuh pakuat-pakait
ulah ingkah bali-lahan
ancrubna ngajadi hiji
ngahiji ngajadi dulur

Sadaya mahlukna Gusti
Hubungan sabilulungan
Kedalkeun katineung ati
Ka ibu sareng ka rama
Naneda ka Maha Suci
Neda agung cukup lumur

Neda jembar pangaksami

Senin, 03 Desember 2007

masA lalU


Layak kah masa lalu diomongin? Atau dikubur saja!! Masa lalu bukan mayat lo, tapi biar gak bau dikubur aja deh. Bagi sebagian orang masa lalu mungkin memang bisa menjelma menjadi hantu-hantu yang lebih mengerikan daripada jurig, dedemit, siluman atau jejadian yang kerap ditampilkan di film-film atau sinetron-sinetron belakangan ini. Tergantung yang mempersepsikannya. Namun di sisi lain masa lalu juga adalah malaikat yang selalu mengajari kita sesuatu, mungkin kita pernah berbuat salah dulu. Tapi hal itu tak lantas membuat kita ’saklek’ menyandang gelar sebagai pendosa tuk seterusnya bukan? Masa lalu boleh saja suram, namun toh itu hanya bagian kecil dari kanvas besar kehidupan yang masih bisa kita lukis dengan warna-warni. Masa lalu tidak dapat diubah dan masa depan adalah kekuatan kita.
Setiap orang pasti memiliki masa lalu, entah itu buruk atau pun indah. Apakah perlu masa lalu yang buruk itu diceritakan kepada kekasih kita? Apakah jika diceritakan akan memperdalam cinta Anda dan Pasangan? Ataukah justru merusak dan memporak-porandakan hubungan Anda.
Kata dokter Tommy, Jika Anda tidak menyampaikan masa lalu Anda, maka Anda akan menjadi seorang pembohong di hadapan orang yang Anda cintai dan Anda tidak akan bisa mencintai dengan sepenuh hati. Terutama untuk setiap pasangan yang berkomitmen untuk bersama selamanya, maka setiap orang berhak untuk mengetahui bagaimanakah pasangan yang dicintainya.Namun sebelum Anda ingin menceritakan masa lalu Anda, pastikan terlebih dahulu bahwa pasangan Anda siap menerima segala kesalahan yang telah Anda perbuat di masa lalu dan melupakannya!
Keberadaan Anda saat ini, juga karena melalui masa lalu. Oleh karenanya Ceritakanlah masa lalu yang akan meningkatkan kualitas cinta Anda berdua. Ceritakanlah masa lalu yang berpengaruh positif pada kehidupan Anda saat ini. Jalani hubungan Anda bersama pasangan Anda dengan saling menanamkan kepercayaan dalam hubungan cinta Anda. Tanamkan dalam diri Anda begitu pentingnya hubungan ini maka jujurlah dan jangan meninggalkan rasa penasaran.
Mulai sekarang warnai kehidupan Anda dengan komposisi warna-warna yang indah, supaya dikemudian hari menjadi masa lalu yang indah. Terukir dalam sejarah kehidupan Anda. Apa yang Anda tanam saat ini, itu yang akan Anda petik di kemudian hari. Entah esok atau lusa kita gak tau berapa lama lagi kita berpijak di bumi ini untuk mempertanggung jawabkan masa lalu yang telah dilalui. Taburlah pikiran, tuailah perbuatan. Taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan. Mulai dari diri sendiri. Mulai dari hal yang kecil. Mulai dari sekarang.

Rabu, 28 November 2007

Restu Ortu


Ada seorang Bapak pernah mengatakan masalah restu orang tua dalam hal pernikahan sebagai berikut: “BAPAK ingin menegaskan, secara spiritual, perkawinan tanpa restu orang tua akan berdampak buruk bagi pasangan keluarga tersebut. Secara logika, cinta adalah segala-galanya tidaklah salah.”
Tetapi, restu orangtua lebih mulia, lebih memberikan warna spiritual untuk menjalani, mengikuti titahnya yang dipandang sebagai tuntunan hati nurani. Sudah banyak Bapak temukan, pasangan tanpa restu orangtua, akhirnya mengalami musibah, patah di tengah jalan. Semua itu tidak disadari, akibat perkawinan yang tidak mendapat restu. Bapak sering menemukan masalah perkawinan yang tidak mendapat restu orangtua. Apa akibatnya? Anak-anaknya melarat, rezekinya seret, tidak harmonis, tidak berbahagia. Walaupun, tidak semua perkawinan yang tidak mendapat restu akan menuai rintangan di tengah jalan. Hanya saja, sebelum melangkah, betapa indahnya mohon petunjuk, restu orangtua, biar komunikasinya makin memberikan makna suci. Jangan hanya menggunakan ego, segala upaya dilakukan untuk menumpahkan cinta, termasuk cinta back street (cinta sembunyi-sembunyi). Ini yang sering bahaya. Bapak berharap, rasakan indah perkawinan melalui restu orangtua. Restu orangtua adalah permata mulia yang ikut membahagiakan orangtua. Bukankah kasih orangtua adalah letupan jiwa yang jujur dan murni, tanpa berharap imbalan? Renungkan baik-baik

Minggu, 25 November 2007

Ngawaris kana Fakir

Ada beberapa perkara yang ada kaitannya dengan kesusahan atau secara lebih khusus sebagai penyebab ditimpa kesusahan dan penderitaan yang mana hal tersebut kita sering menganggap enteng/sepele. Masalah ini dikutif dari kitab Al-Barakah fi Fadhl Lis Sa’yi Wal Barakah yang disusun oleh Abi Abdillah Muhammad bin Abdul Rahman Al Habsyi, diantaranya:
Ø Tidak Solat
Ø Tidak Membaca Basmalah ketika hendak makan
Ø memakai sandal mendahulukan sebelah kiri
Ø menganggap ringan apa-apa yang terjatuh dalam hidangan makanan
Ø berwudu di tempat buang air besar atau air kecil
Ø suka bersandar pada pintu rumah
Ø suka duduk di atas tangga
Ø membiasakan diri mencuci tangan diatas piring makan selepas makan
Ø membasuh tangan dengan tanah atau bekas tepung
Ø tidak membersihkan rumah
Ø membuang sampah atau menyapu dengan kain
Ø suka membersihkan rumah pada waktu malam
Ø suka tidur di atas muka
Ø membakar kulit bawang
Ø menjahit baju yang sedang dipakai
Ø mengelap muka dengan baju
Ø berdiri sambil bertolak pinggang
Ø tidur tidak memakai baju (telanjang)
Ø makan sebelum mandi hadas
Ø tergesa-gesa keluar dari masjid selepas menunaikan solat subuh
Ø pergi ke pasar sebelum matahari terbit
Ø mendoakan perkara yang tidak baik terhadap ibubapa dan anak-anak
Ø kebiasaan tidak menutup makanan yang dihidangkan
Ø suka memadamkan pelita(api) dengan nafas
Ø membuang kutu kepala dalam keadaan hidup
Ø membasuh kaki dengan tangan kanan
Ø membuang air kecil pada air yang mengalir
Ø mandi junub di tempat buang air atau tempat najis
Ø makan dengan menggunakan dua jari
Ø berjalan di antara kambing
Ø berjalan di antara dua perempuan
Ø suka mempermainkan janggut
Ø suka meletakkan jari jemari tangan pada bahagian lutut
Ø meletakkan tapak tangan pada hidung
Ø suka menggigit kuku dengan mulut
Ø mendedahkan aurat di bawah sinaran matahari dan bulan
Ø mengadap kiblat ketika membuang air besar atau air kecil
Ø menguap ketika solat
Ø meludah di tempat buang air besar atau air kecil, dan lain-lain

Selasa, 20 November 2007

IKAN lauT


Alloh SWT sudah menjadikan lautan dengan rasa yang asin. Rasa itu tidak berubah dari dulu hingga sekarang dan sampai suatu waktu tertentu (wallohu ‘alam). Alloh juga menjadikan ikan hidup dan berkembang biak di air yang asin itu.
Selagi Ikan itu hidup, asinnya air laut tidak pernah menyerap kedalam daging ikan. Tapi bila ikan itu mati, cukup sekedar direndam dalam air garam, ikan itu sudah berubah jadi ikan yang asin.
Ini suatu analogi ringan tapi mempunyai nilai falsafah hidup yang sangat luhur. Mengapa demikian, karena bisa dijadikan tolak ukur atas keimanan sesorang. Manusia yang senantiasa berjiwa tauhid artinya memiliki kehambaan yang mendalam serta memiliki rasa bertuhan yang tinggi maka dirinya tetap kebal walaupun berada ditengah-tengah berbagai macam kondisi lingkungan, sekalipun ditengah-tengah maksiat atau kemungkaran. Kalau kata Ustad Zainuddin MZ “Zaman boleh berubah tapi akidah jangan goyah”.
Tapi apabila manusia sudah kehilangan iman dan taqwa, sudah luput dari rasa kehambaan dan bertuhan, tanpa dipengaruhi oleh siapa pun dia sendiri akan dilanda nafsu rakus dan buas, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Dia sendiri yang akan menjadi pencetus pekerjaan mungkar atau maksiat. Nauzubillah.
Memang iman dalam diri seseorang kadang naik kadang turun, tapi jangan sampai hilang. Kata ustadz AF Gozali, iman itu seperti tanaman. Supaya tumbuh subur harus dipupuk dan dipagar. Yakni dipupuk dengan amal soleh dan dipagar dengan ilmu.
Eeee dari ngomongin ikan kok malah ceramah.